_⑽ Apa yang kita lakukan jika terjadi keributan antara suami dengan istri._

Namanya kehidupan, rumah tangga tidak akan luput dari masalah dan ini adalah pernak pernik kehidupan.

Tatkala terjadi keributan antara kita dengan istri kita jangan kita menuduh bahwa istri kita kurang bertaqwa, atau jangan menuduh diri kita juga kurang bertaqwa.

Ingatlah bahwasanya rumah tangga terbaik yang ada adalah rumah tangga Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, juga terjadi problematika dalam rumah tangganya. Meskipun tidak banyak tetapi terjadi keributan antara Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan istri-istrinya.

Kalau itu terjadi dirumah tangga Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sementara Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah orang yang paling mulia, istri-istrinya adalah orang yang paling mulia, bagaimana lagi dengan kita? Maka Wajar bila terjadi problematika.

Yang menjadi masalah bagaimana sikap kita menghadapi problem atau masalah antara kita dengan pasangan kita?

• Yang pertama | Apabila timbul pertikaian atau permasalah yang harus diperhatikan jadikanlah diri anda termasuk dari problem.

Kalau anda menjadikan problem tersebut tertumpu pada pasangan anda, maka anda akan merendahkan dia dan berusaha menyalahkan dan tidak berusaha mencari solusi. Namun tatkala anda menjadikan saya juga termasuk problem, maka kita berusaha mencari solusi.

Kenapa?

Karena anda juga merasa bersalah.

Bisa jadi istri kita yang salah, namun akar dari kesalahan tersebut mungkin dari kita.

√ Mungkin kita kurang perhatian
√ Mungkin kita kurang dakwahi
√ Mungkin kita tidak penuhi janji kita kepadanya sehingga pasangan kita marah-marah

Se

benarnya akar masalah kembali kepada kita. Atau karena kita bermaksiat di luar sehingga dampaknya sikap istri kita kepada kita sebagaimana perkataan para salaf, “Saya mengetahui dampak dari maksiat dari sikap istri.”

Oleh karenanya tatkala timbul permasalahan antara kita dengan istri kita, jadikanlah kita bagian dari problem dan ini langkah yang tepat sehingga kita berusaha mencari solusi.

• Yang Kedua|Tatkala terjadi problem kita bahas di tempat dan waktu yang pas.

Jangan lagi ada permasalahan kemudian kita membentak-bentak istri kita di hadapan anak kita. Jangan!

Kasihan anak-anak melihat orang tuanya bertengkar.

Ikhwān, kalau anda marah sama istri, tahan. Jangan marah didepan anak-anak, kasihan anak-anak. Kenapa kita tidak bisa tahan emosi?

Seharusnya orang yang mengikuti sunnah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih utama menahan emosi (lebih sabar) bukan lebih emosional.

Sunnah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengajarkan kita untuk lebih sabar menahan emosi kita.

Oleh karenanya ketika kita marah dengan istri kita, kita lihat kondisi, jangan kita lampiaskan. Begitu marah langsung melampiaskan, ini tidak benar!

Sebagai orang yang berimān kita harus lihat kapan waktunya kita melampiaskan emosi kita, di mana dan kapan waktu yang tepat. Jangan di hadapan anak-anak!

Kita ingin mencari solusi kita bukan dendam, ingat istri kita punya jasa yang banyak sudah mengandung anak kita, sudah mengurus kita, dia punya kesalahan wajar manusia semua punya kesalahan.

Oleh karenanya kita bicarakan masalah tersebut di tempat dan waktu yang pas.

• Yang Ketiga| Waktu terjadi permasalahan kita bahas permasalahan kita satu persatu, jangan mengungkit-ungkit masalah yang lain dulu.

Saya ingatkan kepada ibu-ibu, ibu-ibu kalau sudah marah-marah dia bisa mengungkit semua masalah dan mereka memiliki hapalan yang kuat dalam urusan ini.

Kita suami terkadang binggung karena kita banyak yang dipikir, sehingga mau mikir kesalahan dia (istri) kita lupa. Tapi istri dia punya hapalan yang kuat memikirkan kesalahan suami.

Ibu-ibu, bila ada masalah dengan suami bahas satu persatu. Jadilah wanita yang berakal karena kita ingin mencari solusi. Dan jangan diungkap seluruhnya di dalam satu tempat, karena ini berarti tidak mencari solusi.

• Yang Keempat| Berusaha agar permasalahan tersebut hanya kita yang membahas jangan sampai keluar.

Sebagian ibu-ibu apabila sedang ribut dengan suaminya cerita ke teman-teman yang lain. Dia curhat tetapi kepada banyak teman. Ibu-ibu bila mau curhat, curhatlah pada satu teman wanita cari solusi yang amanah.

Jangan curhat kepada banyak teman karena ini berarti membongkar aib suaminya, ini tidak benar!

Kalau masalah di dalam rumah usahakan jangan sampai keluar jangan sampai cerita kepada teman yang tidak amanah, bahkan bila perlu orang tua jangan sampai tahu, kita selesaikan sendiri.

Ini di antara perkara yang harus kita perhatikan.

Dan terakhir saya tutup dengan perkataan Abū Darda Radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu kepada istrinya, riwayat ini sanadnya lemah tetapi sering dinukil oleh para ulamā karena maknanya yang indah.

Abu Darda Radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu pernah berkata kepada istrinya:

إذا غضبتُ فَـرَضيِّني، وإذا غضبتِ رضيتك

_”Kalau saya marah maka berusahalah meredam marah saya dan kalau kamu marah saya berusaha untuk meredam marahmu.”_

Oleh karenanya bila suami sudah emosi, istri mencoba menenangkan suami, demikian juga suami yang baik bila istri sudah emosi tenangkan istrinya. Kalau tidak, tidak akan berjalan kehidupan rumah tangga.

Ini sekedar teori yang bisa kami sampaikan, yang kita perlukan adalah pengamalan dan kita perlu melatih diri kita untuk pengamalan.

Demikian kajian kita pada kesempatan kali ini, semoga Allāh mencatatnya sebagai amalan kebajikan kita di akhirat kelak.

====
Website Rujukan: BimbinganIslam.com
Sabtu, 19 Jumadal Akhir 1438 H / 18 Maret 2017 M
Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 06 dari 06)
Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tmk-10KiatBerumahTangga-06
Sumber: https://youtu.be/HY0qr4kfSdo
Telegram salafyways https://goo.gl/vLphkg
Yg Mau copas jangan hapus sumbernya ya
———————————–
Jazakumullahu khoiran untuk semua pihak yang terlibat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *